26 November 2012

Gejog Lesung

   
  Seni berkembang seiring dengan dinamika masyarakatnya. Pencerminan daerah geografi melalui bentuk sebuah kesenian merupakan gambaran bahwa suatu bentuk kesenian tidak lepas dari unsur kehidupan dan alam yang melingkupi masyarakatnya. Dalam masyarakat agraris yang terdapat di dusun Krandohan Pendowoharjo Sewon Bantul menjadikan masyarakatnya dekat dengan sebuah bentuk kesenian yang bercirikan agraris yaitu Seni Gejog Lesung. Kesenian ini berkembang dengan baik di daerah tersebut karena masyarakat masih menempatkan Gejog Lesung sebagai bentuk pertunjukan hiburan. Seiring dengan perkembangan jaman yang dinamis, maka Gejog Lesung mengalami dekadensi dalan1 kontinuitasnya. Di satu sisi generasi ibu-ibu yang sudah semakin tua umumya sebagai pendukung utama seni Gejog Lesung merasa tidak dapat energik lagi seperti sebelumnya dalam penampilannya. Disisi yang lain generasi muda enggan untuk belajar dan terlibat dalam kegiatan seni Gejog Lesung. Permasalahan seperti ini kerap terjadi pada eksistensi suatu seni pertunjukan tradisional. Feminisme yang terdapat dalam pertunjukan Gejog Lesung dengan berperannya ibu-ibu, menjadikan seni tersebut mempunyai spesiflkasi tersendiri, mengingat kesibukan yang dimiliki oleh sebagian besar ibu-ibu itu baik sebagai ibu rumah tangga, ataupun pekerja lainnya masih menyempatkan diri untuk terlibat dalam kegiatan tersebut. Pandangan yang merendahkan dari potensi yang dimiliki oleh seorang wanita dapat dielakkan dengan melihat kegiatan yang dilakukan oleh ibu-ibu ini. Secara Etnomusikologis suatu bentuk kesenian dapat dipandang suatu pengejawantahan dalam system yang terdapat pada suatu masyarakat. Melalui seni Gejog Lesung dapat dilihat dari pola suatu bentuk masyarakat dalam mengapresiasikan keseniannya.

0 komentar:

Posting Komentar